Memetakan Campur Kode Inggris-Indonesia di Media Sosial: Dampaknya pada Bahasa Sastra Digital

(1) * Annisa Nurul Fitri Mail (Universitas Pamulang, Indonesia)
(2) Aura Firmanda Mail (Universitas Pamulang, Indonesia)
(3) Devika Tri Ananda Mail (Universitas Pamulang, Indonesia)
(4) Sherly Aulia Mail (Universitas Pamulang, Indonesia)
(5) Wentia Setiawan Mail (Universitas Pamulang, Indonesia)
(6) Ulfah Julianti Mail (Universitas Pamulang, Indonesia)
*corresponding author

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk memetakan fenomena campur kode antara bahasa Inggris dan Indonesia yang digunakan oleh mahasiswa dalam media sosial, serta menganalisis dampaknya terhadap perkembangan bahasa dalam karya sastra digital. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan metode analisis wacana kualitatif berbasis teori sosiolinguistik digital, data dikumpulkan melalui observasi unggahan media sosial, wawancara mendalam, dan dokumentasi karya sastra digital mahasiswa dari tiga perguruan tinggi negeri di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk campur kode yang paling dominan adalah insertion, yang digunakan untuk mengekspresikan emosi, membentuk identitas, dan menyesuaikan diri dengan gaya komunikasi digital. Praktik ini tidak hanya mencerminkan realitas linguistik generasi muda, tetapi juga menjadi strategi estetik dalam karya sastra digital. Namun demikian, temuan ini juga menimbulkan tantangan terhadap pelestarian bahasa Indonesia dan norma sastra baku. Oleh karena itu, penting bagi dunia pendidikan untuk merespons fenomena ini melalui penguatan literasi digital dan kebahasaan yang kritis serta adaptif.


Keywords


Campur Kode, Media Sosial, Sastra Digital, Mahasiswa, Sosiolinguistik Digital, Bahasa Indonesia

   

DOI

https://doi.org/10.57235/jetbus.v2i1.6539
      

Article metrics

10.57235/jetbus.v2i1.6539 Abstract views : 24 | PDF views : 19

   

Cite

   

Full Text

Download

References


Blommaert, J., & Varis, P. (2015). Sociolinguistics and ethnography. In A. Georgakopoulou & T. Spilioti (Eds.), The Routledge Handbook of Language and Digital Communication (pp. 27–40). Routledge. https://doi.org/10.4324/9781315694344

Hayles, N. K. (2008). Electronic Literature: New Horizons for the Literary. University of Notre Dame Press.

Muysken, P. (2000). Bilingual speech: A typology of code-mixing. Cambridge University Press. https://doi.org/10.1017/CBO9780511611283

Purba, R., Utami, S., & Syafitri, Y. (2024). Tren Campur Kode Mahasiswa di Media Sosial dan Dampaknya terhadap Kompetensi Bahasa Indonesia. Jurnal Bahasa dan Sastra Digital, 6(1), 45–59. https://doi.org/10.25077/jbsd.v6n1.2024.045

Setiawan, A., & Rahmawati, I. (2023). Identitas Linguistik dan Perubahan Gaya Bahasa Generasi Z di TikTok. Jurnal Sosiolinguistik Digital Indonesia, 4(2), 89–104. https://ejournal.unida.ac.id/index.php/jsdi/article/view/2321

Wijayanti, N. (2022). Pengaruh Media Sosial terhadap Penggunaan Bahasa Baku di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Bahasa, 12(3), 201–215. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jpb/article/view/2045

Yuliana, S. (2024). Estetika Bahasa Campuran dalam Karya Sastra Instagram. Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Digital, 5(1), 33–47. https://jurnal.um.ac.id/index.php/jksbd/article/view/3177


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Annisa Nurul Fitri, Aura Firmanda, Devika Tri Ananda, Sherly Aulia, Wentia Setiawan, Ulfah Julianti

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.